Dalam upaya mendukung program Chemical Business Development (CBD), Teknik Kimia Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) kembali mengadakan Webinar Series yang ke-5 dengan mengangkat tema “When Marketing Met Engineering: Sailing through Product Development Journey in FMCG Industry” pada Sabtu (21/1/2023). Chemical Business Development (CBD) merupakan program yang memadukan ilmu marketing dan engineering dalam mengembahkan sisi entrepreneurial serta intrapreneurial. Webinar kali ini menghadirkan Noviana Halim,S.T., M.M. yang merupakan Brand Manager Tropicana Slim PT Nutrifood serta Nicolas Orlando, S.T. yang merupakan Area Marketing Manager Regional Sulawesi PT Nutrifood Indonesia.
When Marketing Met Engineering

Novi sebagai pembicara pertama mengawali sesi dengan mengatakan bahwa, “Brand yang kuat adalah brand yang tumbuh bersama konsumennya”. Kekuatan brand terletak pada kekuatan produk yang ditawarkan sehingga produk dibangun tidak bisa hanya berdasarkan tren. Produk dibuat dengan melewati beberapa tahap, mencakup market research, ideation, feasibility assessment, feasibility development, testing, roll out, evaluation, dan maintenance. Market research menjadi inti pengembangan suatu produk. Pada tahap ini, dilakukan identifikasi kebutuhan pasar yang sedang berkembang. Kemudian tahap identify, yaitu mendefinisikan ide yang dirasa relevan menjawab kebutuhan konsumen berdasarkan riset. Ide tersebut dapat diperoleh secara internal (pegawai perusahaan) maupun eksternal (pelanggan, kompetitor, distributor, atau supplier). Setelah menentukan ide yang akan difokuskan, dilakukan feasibility assessment terhadap ide dengan melihat peluang terwujudnya ide tersebut.
Tahap development terbagi menjadi 4 bagian, yaitu konsep (mengecek apakah ide relevan dengan misi perusahaan), marketing strategy (mendefinisikan specific user), analisis bisnis (memastikan biaya dan target margin sudah sesuai), dan product development (memformulasikan produk dalam skala laboratorium). Dilanjutkan dengan tahap testing terhadap market yang lebih kecil, seperti e-commerce atau regional tertentu. Tahap ini dilakukan untuk melihat reaksi pasar terhadap produk. Jika produk gagal dalam tahap ini, maka produk akan kembali ke tahap development untuk dievaluasi dan jika produk lolos akan masuk ke tahap roll out atau tahap komersial produk.
Tahap evaluation dengan mengevaluasi pencapaian produk, seperti kekurangan produk yang perlu di-improve serta strong point dari produk yang perlu ditekankan. Tahap terakhir, yaitu maintenance yang bertujuan untuk memperluas market dan meningkatkan penjualan.
Dari tahap yang telah disebutkan, beliau juga menegaskan keberhasilan suatu produk bergantung dari launching campaign atau promosi dari produk tersebut. Launching campaign merupakan cara penyampaian perusahan untuk membuat produk dirasa relevan bagi konsumen.
Engineer’s role in marketing

Sesi ini merupakan sesi sharing dari Nicolas Orlando, S.T. selaku alumni Teknik Kimia UNPAR yang telah terjun selama beberapa tahun di bidang marketing. Beliau mengatakan bahwa teknik kimia belajar dari hulu ke hilir, yaitu dari mulai bahan mentah hingga menjadi produk yang bermanfaat. Oleh karena itu, teknik kimia yang marketing dirasa cukup relevan. Beliau juga menyampaikan bahwa, “seorang marketing bukan hanya dituntut berpikit kreatif, tetapi akan ada situasi di mana kita perlu menggunakan data untuk mengambil suatu keputusan”. Skill yang dipelajari seorang teknik kimia yang relevan dengan marketing, yaitu dari sisi hard skill terdapat perhitungan basic ekonomi pabrik, sedangkan dari sisi soft skill adalah critical thinking.
Demikian berakhirnya webinar series 5, diharapkan dapat memberi gambaran keterkaitan antara marketing dan chemical engineering. (Has)